Seorang perampok tiba-tiba menodongkan pistol ke kepala seseorang dan berkata, "Berikan uangmu!"
Orang itu terkejut dengan pistol yang ditodongkan mendadak kepadanya, dan menjawab, "Kamu tidak bisa melakukan ini, saya adalah anggota DPR!"
Si perampok akhirnya berkata, "Kalau begitu, berikan uangku!"
--o0o--
Dalam satu hingga dua dekade terakhir ini entah karena booming era media sosial ditambah dengan dukungan teknologi internet atau entah karena sebab lain entah apa itu, banyak disiplin ilmu lama yang muncul kembali dan menjadi trend. Hanya saja ilmu lama ini nampak seolah-olah menjadi ilmu baru karena dibungkus dengan nama yang baru dan disajikan dengan cara-cara yang baru. Penyebab ‘kebaruannya’ adalah kuatnya perkembangan teknologi informasi (TI). Salah satu ilmu yang sedang trend dewasa ini adalah social network analysis (SNA) atau analisa jejaring sosial. Beberapa contoh ilmu lain yang secara konsep adalah ilmu lama tetapi seolah-olah baru dengan mengadopsi bungkus baru adalah knowledge management, data mining, business intelligence, business analytics dan lain-lain. [Baca juga: 1) Konsep & Definisi Knowledge Management, 2) Konsep & Aplikasi Data Mining, dan 3) Framework untuk Business Intelligence]
Dalam analisa jejaring sosial (social network analysis), salah satu ilmu yang sedang trend saat ini, ada satu pertanyaan kecil yang menarik, “Apakah musuh dari musuhku adalah temanku”? Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan kecil ini, dalam analisa jejaring sosial, perlu dihitung dengan rumus-rumus matematika yang rumit. Meskipun ilmu ini adalah tentang analisa terhadap jejaring sosial, tetapi ilmu ini lebih kental dipelajari sebagai cabang ilmu dalam sistem informasi, ilmu komputer, manajemen informatika, dan sekitarnya dibanding dengan cabang ilmu dari ilmu sosial murni.
Analisa jejaring sosial bisa diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti dalam dunia bisnis untuk mengidentifikasi promosi marketing yang efektif, dalam dunia teknologi internet untuk mengidentifikasi penyebaran virus komputer, kesehatan untuk mengidentifikasi penyebaran virus pada penyakit menular endemik, kriminalitas untuk mendeteksi jejaring komplotan penjahat, dan bahkan dalam politik, dan sebagainya.
Dalam politik, bila kita mengamati peristiwa-peristiwa politik di tanah air, pertanyaan kecil tadi menjadi jauh lebih sederhana untuk ditemukan jawabannya. Bahkan lebih jauh lagi bisa digunakan untuk membentuk persamaan sederhana dalam politik: musuh dari musuhku = temanku! Tidak perlu rumus matematika yang rumit untuk menemukan persamaan sederhana dalam politik di tanah air. Cukup lihat saja perilaku, komentar, opini, langkah-langkah para politisi dalam merespon semua peristiwa (baca: pertikaian dan perseteruan) politik. Tiba-tiba teman menjadi lawan, lawan menjadi teman! Bagaimana menurut pendapat Anda?
Post artikel terkait:
Comments