Bung...bagaimana ini...? Bagaimana komentar bung soal orang-orang yang ditangkap KPK?
Ada pemimpin parpol, pejabat, akademisi, gubernur, bupati...macam-macam jenis orang ditangkap KPK bung...semuanya orang-orang yang punya wibawa tinggi...
Bagaimana komentar bung?
Ya baguslah itu frens...kalau negara ini mau maju, makmur, dan sejahtera memang perlu itu...
Begitu ya bung?
Ya! Dongengnya saja sudah pernah ditulis Kyai Haji Mustofa Bisri yang terhormat itu frens...
Benarkah begitu bung?
Ya benar begitu...!
Bagaimana kisah dongeng itu bung?
Cari saja tulisan beliau sekiat 15 sampai 20 tahun yang lalu di jawapos. Pasti ketemu.
Wah sampeyan ini bercanda bung...15 atau 20 tahun yang lalu ya susah sekali mencarinya bung.
Sampeyan dongeng-kan ulang saja bung...lebih praktis bukan...?
Lupa-lupa ingat...tetapi baiklah....begini kira-kira dongeng beliau, frens:
Ada seorang lurah yang pusing tujuh keliling. Sebabnya adalah karena si lurah di demo terus-terusan oleh rakyat-nya yang jelata itu. Si lurah di demo karena aparat-aparat-nya korupsi terus. Pejabat-pejabat di desa itu selalu membuat pajak di sana sini dan uangnya diambil sendiri oleh mereka termasuk si lurah, hehehe... Rakyat jadi miskin se-miskin-miskin-nya. Dan akhirnya lama-kelamaan tidak tahan. Rakyat demo minta si lurah turun beserta semua pejabat-pejabatnya...
Lanjutkan bung...
Ya akhirnya si lurah pusing tujuh keliling. Atas saran penasehat dan juru bicaranya yang pinter-pinter itu, si lurah diminta untuk menemui seorang kyai yang dikenal bijak yang tinggal jauh terpencil di tengah gunung. Si lurah disarankan minta petunjuk dari sang kyai. Kemungkinan besar sang kyai bisa memberi solusi supaya pemerintahan kantor kelurahannya kembali berjalan normal.
Teruskan bung...
Ya akhirnya si lurah pergi menemui sang kyai. Dan setelah mendengarkan dengan seksama dan dalam tempo yang se-singkat-singkat-nya, akhirnya sang kyai paham akan masalah si lurah.
Apa kata sang kyai bijak itu bung...?
Kata sang kyai kepada si lurah, "Sembelihlah ayam sebagai kurban di depan rakyatmu di kantor kelurahan". Itu saja!
Akhirnya frens...si lurah 'happy' sekali. Mudah sekali ternyata solusi dari sang kyai. Cukup menyembelih ayam sebagai kurban di depan rakyat di kantor kelurahan! Segera saja setelah pulang esoknya dia menyembelih seekor ayam di halaman kantor kelurahan.
Berhasil bung...?
Si lurah kaget setengah mati...ternyata hari-hari setelahnya, demo-demo rakyat belum berhenti dan semakin bertambah besar...
Masih sambil terkejut, si lurah pergi lagi ke tempat sang kyai dan menceritakan kegagalan kurban ayamnya. Sang kyai cuma manggut-manggut dan bilang, "Sembelihlah kambing!".
Akhirnya frens, si lurah pulang lagi dan menyembelih kambing sebagai kurban di depan kantor kelurahan.
Berhasil kali ini bung...?
Si lurah kaget lagi frens...hari-hari berikutnya demo masih saja belum berhenti dan semakin bertambah besar...! Dan posisi politik si lurah semakin kritis...pemerintahannya semakin bertambah lumpuh.
Si lurah pergi lagi ke tempat sang kyai. Lagi-lagi sang kyai cuma manggut-manggut, kemudia berkata, "Sembelihlah sapi!"
Si lurah pulang lagi dan menyembelih sapi sebagi kurban di kantor kelurahan. Ini harapannya yang terakhir supaya posisi politiknya kembali membaik dan pemerintahannya kembali berjalan normal.
Akhirnya bung...?
Ya seperti yang sudah-sudah. Demo tidak bisa dihentikan...dan karir si lurah tamat! Kini dia menjadi mantan lurah yang menanggung malu dan menjadi miskin...
Terus apa yang dilakukan si mantan lurah itu bung?
Si mantan lurah akhirnya pergi mengungsi ke desa yang jauh. Tetapi dia sempat mampir ke tempat sang kyai bijak itu untuk mengeluh atas saran-saran sang kyai yang tidak manjur sama sekali.
Sang kyai yang agak ragu dengan tindakan-tindakan si mantan lurah atas sarannya, akhirnya bertanya kepada si mantan lurah, "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Si mantan lurah menjawab, "Bukankah kyai menyuruh saya menyembelih ayam, kemudian kambing, kemudian sapi?" Saya sudah melakukan semuanya! Saya beli ayam terbaik di pasar, kambing terbaik dari juragan kambing dan sapi tergemuk dan termahal dari juragan sapi! Hasilnya nihil semua! Saran kyai tidak ada yang manjur...!"
Begitu keluh kesah si mantan lurah, frens...
Apa kata sang kyai bung...?
Sang kyai menghela nafas panjang dan dalam....dan kemudian berkata, "Dasar lurah bodoh! Dan bodohnya tidak ketulungan! Yang saya maksud menyembelih ayam adalah sembelihlah pejabatmu yang korupsi itu di depan rakyatmu. Kalau masih kurang, sembelihlah pejabat yang lebih tinggi lagi. Kalau masih kurang sembelih lagi pejabat yang lebih tinggi!"
Begitulah frens dongeng pejabat-pejabat korupsi di negeri dongeng...
Sepertinya dongeng ini cocok untuk negera ini, untuk KPK, dan mangsa-mangsanya yang sampeyan tadi tanyaken frens...
Post artikel terkait:
Ada pemimpin parpol, pejabat, akademisi, gubernur, bupati...macam-macam jenis orang ditangkap KPK bung...semuanya orang-orang yang punya wibawa tinggi...
Bagaimana komentar bung?
Ya baguslah itu frens...kalau negara ini mau maju, makmur, dan sejahtera memang perlu itu...
Begitu ya bung?
Ya! Dongengnya saja sudah pernah ditulis Kyai Haji Mustofa Bisri yang terhormat itu frens...
Benarkah begitu bung?
Ya benar begitu...!
Bagaimana kisah dongeng itu bung?
Cari saja tulisan beliau sekiat 15 sampai 20 tahun yang lalu di jawapos. Pasti ketemu.
Wah sampeyan ini bercanda bung...15 atau 20 tahun yang lalu ya susah sekali mencarinya bung.
Sampeyan dongeng-kan ulang saja bung...lebih praktis bukan...?
Lupa-lupa ingat...tetapi baiklah....begini kira-kira dongeng beliau, frens:
Ada seorang lurah yang pusing tujuh keliling. Sebabnya adalah karena si lurah di demo terus-terusan oleh rakyat-nya yang jelata itu. Si lurah di demo karena aparat-aparat-nya korupsi terus. Pejabat-pejabat di desa itu selalu membuat pajak di sana sini dan uangnya diambil sendiri oleh mereka termasuk si lurah, hehehe... Rakyat jadi miskin se-miskin-miskin-nya. Dan akhirnya lama-kelamaan tidak tahan. Rakyat demo minta si lurah turun beserta semua pejabat-pejabatnya...
Lanjutkan bung...
Ya akhirnya si lurah pusing tujuh keliling. Atas saran penasehat dan juru bicaranya yang pinter-pinter itu, si lurah diminta untuk menemui seorang kyai yang dikenal bijak yang tinggal jauh terpencil di tengah gunung. Si lurah disarankan minta petunjuk dari sang kyai. Kemungkinan besar sang kyai bisa memberi solusi supaya pemerintahan kantor kelurahannya kembali berjalan normal.
Teruskan bung...
Ya akhirnya si lurah pergi menemui sang kyai. Dan setelah mendengarkan dengan seksama dan dalam tempo yang se-singkat-singkat-nya, akhirnya sang kyai paham akan masalah si lurah.
Apa kata sang kyai bijak itu bung...?
Kata sang kyai kepada si lurah, "Sembelihlah ayam sebagai kurban di depan rakyatmu di kantor kelurahan". Itu saja!
Akhirnya frens...si lurah 'happy' sekali. Mudah sekali ternyata solusi dari sang kyai. Cukup menyembelih ayam sebagai kurban di depan rakyat di kantor kelurahan! Segera saja setelah pulang esoknya dia menyembelih seekor ayam di halaman kantor kelurahan.
Berhasil bung...?
Si lurah kaget setengah mati...ternyata hari-hari setelahnya, demo-demo rakyat belum berhenti dan semakin bertambah besar...
Masih sambil terkejut, si lurah pergi lagi ke tempat sang kyai dan menceritakan kegagalan kurban ayamnya. Sang kyai cuma manggut-manggut dan bilang, "Sembelihlah kambing!".
Akhirnya frens, si lurah pulang lagi dan menyembelih kambing sebagai kurban di depan kantor kelurahan.
Berhasil kali ini bung...?
Si lurah kaget lagi frens...hari-hari berikutnya demo masih saja belum berhenti dan semakin bertambah besar...! Dan posisi politik si lurah semakin kritis...pemerintahannya semakin bertambah lumpuh.
Si lurah pergi lagi ke tempat sang kyai. Lagi-lagi sang kyai cuma manggut-manggut, kemudia berkata, "Sembelihlah sapi!"
Si lurah pulang lagi dan menyembelih sapi sebagi kurban di kantor kelurahan. Ini harapannya yang terakhir supaya posisi politiknya kembali membaik dan pemerintahannya kembali berjalan normal.
Akhirnya bung...?
Ya seperti yang sudah-sudah. Demo tidak bisa dihentikan...dan karir si lurah tamat! Kini dia menjadi mantan lurah yang menanggung malu dan menjadi miskin...
Terus apa yang dilakukan si mantan lurah itu bung?
Si mantan lurah akhirnya pergi mengungsi ke desa yang jauh. Tetapi dia sempat mampir ke tempat sang kyai bijak itu untuk mengeluh atas saran-saran sang kyai yang tidak manjur sama sekali.
Sang kyai yang agak ragu dengan tindakan-tindakan si mantan lurah atas sarannya, akhirnya bertanya kepada si mantan lurah, "Apa yang sebenarnya terjadi?"
Si mantan lurah menjawab, "Bukankah kyai menyuruh saya menyembelih ayam, kemudian kambing, kemudian sapi?" Saya sudah melakukan semuanya! Saya beli ayam terbaik di pasar, kambing terbaik dari juragan kambing dan sapi tergemuk dan termahal dari juragan sapi! Hasilnya nihil semua! Saran kyai tidak ada yang manjur...!"
Begitu keluh kesah si mantan lurah, frens...
Apa kata sang kyai bung...?
Sang kyai menghela nafas panjang dan dalam....dan kemudian berkata, "Dasar lurah bodoh! Dan bodohnya tidak ketulungan! Yang saya maksud menyembelih ayam adalah sembelihlah pejabatmu yang korupsi itu di depan rakyatmu. Kalau masih kurang, sembelihlah pejabat yang lebih tinggi lagi. Kalau masih kurang sembelih lagi pejabat yang lebih tinggi!"
Begitulah frens dongeng pejabat-pejabat korupsi di negeri dongeng...
Sepertinya dongeng ini cocok untuk negera ini, untuk KPK, dan mangsa-mangsanya yang sampeyan tadi tanyaken frens...
Post artikel terkait:
Comments