T: Sibuk, om?
J: Sibuk! Ada apa?
T: Om, kamu kristen apa katolik?
J: Katolik!
T: Katolik apa?
J: Roma!
T: Rutin pergi ke gereja?
J: Yahh....kadang-kadang pergi kadang-kadang tidak...
T: Seringnya pergi ke gereja atau tidak?
J: Mmmm...(mikir sebentar...). Banyak enggak-nya...
T: Huahahaaha.....
T: Kenapa om kok begitu...?
J: Ingat kotbah di bukit yang sangat terkenal itu....
T: Oh ya? Apa itu kotbah di bukit?
J: Itu kumpulan kotbah yang diyakini sebagai 'kotbah-kotbah Yesus' yang dikumpulkan oleh 'Agustinus' di abad ke-4 kalau tidak salah. Kotbah-kotbah besar dan hebat yang bersifat universal bagi orang-orang di seluruh dunia dan dikenang hingga sekarang! Dalam salah satu paragraf tulisannya, Mahatma K. Gandi pernah mengatakan bahwa kotbah-kotbah itu hanya bisa ditandingi oleh kotbah-kotbah-nya Krisna kepada Arjuna dalam Bhagawadgita. Lho..lho..lho...kok jadi panjang jawabannya...moga-moga ngga ngelantur...
T: Baiklah. Bagian kotbah di bukit yang mana yang mengingatkan om supaya nggak pernah ke gereja?
J: Aku koreksi sedikit ya. Bukan tidak pernah ke gereja. Tetapi jarang.
T: Ok baiklah. Bagian kotbah (di bukit) yang mana itu?
J: Ada di salah satu delapan sabda bahagia!
T: Waduh...apalagi ini delapan sabda bahagia?
J: Pokoknya begini: salah satu kotbah di bukit itu adalah tentang delapan sabda bahagia. Nah, salah satu isi dari delapan sabda bahagia itu adalah seperti ini: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Karena merekalah empunya kerajaan surga."
T: wah semakin rumit dan tak mengerti....
J: Begini sajalah...pertanyaan penting terkait kalimat tadi adalah: Apakah artinya 'miskin di hadapan Allah?'. Tidak lain tidak bukan, bukan sulap bukan sihir tetapi ini bukan Pak Tarno bukan pula Dedy Corbuzier, artinya adalah 'miskin secara rohani' di hadapan Allah.
Nah, kalau rajin ke gereja rutin saya khawatir merasa 'kaya' di hadapan Allah. Walhasil, nanti tidak akan menjadi empunya kerajaan surga. Jadi ya menjaga 'tetap miskin' sajalah di hadapan Allah, supaya menjadi empunya kerajaan surga.
J: Tetapi jangan di gembar-gemborkan ya teori lucu ini...nanti banyak yang protes...sekali lagi supaya tidak diprotes banyak orang, ingat ya...jangan di-gembar-gemborkan teori lucu ini: "Stay poor before God"!
T: ooo..baiklah...baiklah...jadi teringat kata-kata mutiara Steve Jobs...."Stay hungry - stay foolish!". Hanya orang-orang yang "stay hungry - stay foolish" yang menjadi empunya inovator-inovator dunia. Mungkin ini inovasi kotbah di bukit di jaman ipad.
J: Sibuk! Ada apa?
T: Om, kamu kristen apa katolik?
J: Katolik!
T: Katolik apa?
J: Roma!
T: Rutin pergi ke gereja?
J: Yahh....kadang-kadang pergi kadang-kadang tidak...
T: Seringnya pergi ke gereja atau tidak?
J: Mmmm...(mikir sebentar...). Banyak enggak-nya...
T: Huahahaaha.....
T: Kenapa om kok begitu...?
J: Ingat kotbah di bukit yang sangat terkenal itu....
T: Oh ya? Apa itu kotbah di bukit?
J: Itu kumpulan kotbah yang diyakini sebagai 'kotbah-kotbah Yesus' yang dikumpulkan oleh 'Agustinus' di abad ke-4 kalau tidak salah. Kotbah-kotbah besar dan hebat yang bersifat universal bagi orang-orang di seluruh dunia dan dikenang hingga sekarang! Dalam salah satu paragraf tulisannya, Mahatma K. Gandi pernah mengatakan bahwa kotbah-kotbah itu hanya bisa ditandingi oleh kotbah-kotbah-nya Krisna kepada Arjuna dalam Bhagawadgita. Lho..lho..lho...kok jadi panjang jawabannya...moga-moga ngga ngelantur...
T: Baiklah. Bagian kotbah di bukit yang mana yang mengingatkan om supaya nggak pernah ke gereja?
J: Aku koreksi sedikit ya. Bukan tidak pernah ke gereja. Tetapi jarang.
T: Ok baiklah. Bagian kotbah (di bukit) yang mana itu?
J: Ada di salah satu delapan sabda bahagia!
T: Waduh...apalagi ini delapan sabda bahagia?
J: Pokoknya begini: salah satu kotbah di bukit itu adalah tentang delapan sabda bahagia. Nah, salah satu isi dari delapan sabda bahagia itu adalah seperti ini: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Karena merekalah empunya kerajaan surga."
T: wah semakin rumit dan tak mengerti....
J: Begini sajalah...pertanyaan penting terkait kalimat tadi adalah: Apakah artinya 'miskin di hadapan Allah?'. Tidak lain tidak bukan, bukan sulap bukan sihir tetapi ini bukan Pak Tarno bukan pula Dedy Corbuzier, artinya adalah 'miskin secara rohani' di hadapan Allah.
Nah, kalau rajin ke gereja rutin saya khawatir merasa 'kaya' di hadapan Allah. Walhasil, nanti tidak akan menjadi empunya kerajaan surga. Jadi ya menjaga 'tetap miskin' sajalah di hadapan Allah, supaya menjadi empunya kerajaan surga.
J: Tetapi jangan di gembar-gemborkan ya teori lucu ini...nanti banyak yang protes...sekali lagi supaya tidak diprotes banyak orang, ingat ya...jangan di-gembar-gemborkan teori lucu ini: "Stay poor before God"!
T: ooo..baiklah...baiklah...jadi teringat kata-kata mutiara Steve Jobs...."Stay hungry - stay foolish!". Hanya orang-orang yang "stay hungry - stay foolish" yang menjadi empunya inovator-inovator dunia. Mungkin ini inovasi kotbah di bukit di jaman ipad.
~bincang-bincang singkat dengan pebisnis start-up~
Post artikel 'Ah, Jangan Dipikir' lainnya:
Comments