Skip to main content

Nyonya-nyonya Istana

Nyonya-nyonya Istana (Palace's Ladies) is the title of a great theatrical art performance I was watching last saturday afternoon Nov 17th 2012 at Taman Ismail Marzuki, Cikini. It was a performance with a stamboel-humor style combined with comedy fragments, dances, and dangdut-disco music. It was really-really spectacular art performance. It was very funny, very entertaining, and very comforting. I really-really missed such a performance. It has been very long I have no longer seen such a funny and entertaining show since I moved from Yogyakarta (studying city) to Jakarta (working city). To me, it is like a date-back to my study-years when I was studying in Yogyakarta as I saw some similar performances supported by more or less the same actors during my study in Yogyakarta. Unfortunately the commitee/organizer prohibited the audience to take picture with flash-on mode whereas most scenes were under glimmer and low light (kinda dark). And of course I had no choice as an officer was always near and keeping his eyes on the audience near him and eventually willy-nilly I took picture with flash-off mode.


The performance was starred by a collaboration of seasoned actors and Jakarta's socialites such as Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Hanung Bramantyo, Dibyo Primus, Susilo Nugroho (Den bagus ngarso), Marwoto, Amie Ardhini, Jais Hadaiana Darga Widjaja, Vivi Yip, Flora Simatupang, Febrianti Nadira, and many others.

Nyonya-nyonya Istana was telling a parody story in a cabinet (ministerial cabinet), which was obviously subject to the wives of ministers, including of the president. It was telling that the president and his ministers were wife-scared men. We might say that the real leaders were those wives (ladies) instead of the husbands (men).

Needless to say, Nyonya-nyonya Istana was presented as a tickling performance leaving a big question, how far do we as leaders have an autonomy and stand tall and strong to act firmly?

Comments

Popular posts from this blog

10 Pepatah Jawa Kuno Untuk Menjalani Hidup Yang Semakin Kompleks

Lihatlah ke langit. Kau tidak akan pernah melihat pelangi. Jika kau menatap kebawah ~Charlie Chaplin~ Di jaman sekarang, hidup terasa berjalan sangat cepat dan kompleks. Pekembangan teknologi yang semakin lama semakin cepat mendorong perubahan banyak hal bagi manusia dalam menjalani hidup. Di dalam pekerjaan, di dalam pendidikan, dalam komunikasi satu sama lain, dalam berbagi informasi di media sosial, dalam menjalin relasi satu sama lain baik secara nyata maupun virtual, dan sebagainya, semuanya bergerak menjadi semakin kompleks. Orang menjadi mudah hanyut dalam kerumitan berbagi informasi yang menyesatkan di media sosial. Yang lain lagi, banyak orang juga menjadi mudah cemas, khawatir, dan takut karena banyaknya kepalsuan hubungan antar manusia, penyesatan informasi, penurunan moral, penurunan cara komunikasi dan sopan santun. Pejabat dan politisi banyak yang korupsi dan menyalahgunakan wewenang. Anak-anak muda banyak membuat kerusuhan. Narkoba merajalela. Terorisme tum...

Surat Kartini Kepada Stella Zeehandelaar

“Pada awalnya Anda makan opium, tetapi pada akhirnya opium itu akan memakanmu.” ~dicuplik dari Surat Kartini Kepada Stella Zeehandelaar~ --o0o-- Untuk: Stella Zeehalendaar Japara, 25 May 1899 Saya merindukan untuk berkenalan dengan seorang “gadis modern,” gadis yang bangga, merdeka, yang merebut sympathi saya. Gadis yang bahagia dan mandiri, melangkah dengan ringan dan penuh waspada dalam kehidupannya, penuh dengan antusiasme dan perasaan yang hangat, pekerjaannya bukan hanya untuk kesejahtaraannya sendiri, tetapi untuk kebaikan seluruh umat manusia. Saya berseri-seri dengan antusiasme terhadap era baru yang telah datang, dan benar-benar dapat mengatakan bahwa dalam pikiran dan simpati saya Saya bukan milik dunia Hindia, tetapi milik saudara saudara perempuan saya yang putih yang berjuang untuk maju jauh di Barat.  Jika hukum negeri saya mengijinkan, tidak ada yang saya ingin lakukan selain memberikan diri sepenuhnya kepada usaha dan perjuan...

Maktub - Itu Sudah Tertulis

Maktub: artinya, sudah tertulis. Ini adalah salah satu misteri paradox terbesar dalam kehidupan manusia. Untuk memahaminya kita perlu memahami "sifat dasar waktu". Ada banyak misteri tersembunyi dalam konsep tentang "waktu".