Tantangan Perusahaan dan Pemegang Posisi Manajerial dalam Masalah Kekaryawanan di Era Informasi

Image credit: flickr by Mark Anderson

Era informasi mengubah banyak hal dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Cara berkomunikasi, cara bekerja, bersosialisasi, berdagang (jual-beli), belajar, mengambil informasi dan mengambil keputusan, dan macam-macam tipikal perubahan lainnya. Perubahan-perubahan tersebut adalah perubahan bagaimana manusia berinteraksi dengan sekelilingnya.
Entah bagaimana, ternyata perubahan yang semula dimotori oleh revolusi teknologi informasi ini ternyata juga mampu menerobos hingga ke perubahan pada dimensi karakter manusia. Terutama perubahan dalam menjalani gaya hidup (lifestyle). Manusia jaman sekarang harus memegang gadget. Entah berfungsi atau tidak, itu tidak lagi penting. Apakah secara ekonomis, teknologis, efektif mampu meningkatkan kinerja, itu juga tidak terlalu penting. Yang penting adalah simbol gaya hidup harus terlihat.
Dalam dunia perusahaan, dampak perubahan ini juga sangat terasa dalam dimensi human resources. Trend karyawan sekarang adalah berlomba-lomba mencari gaji setinggi-tingginya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Ini sudah seperti menjadi bagian dari gaya hidup. Mencari prestige setinggi-tingginya. Efeknya adalah karyawan akan selalu mencari pekerjaan-pekerjaan baru yang gajinya lebih tinggi. Tidak ada loyalitas lagi dalam dunia perusahaan.

Di era sebelumnya (bisa disebut sebagai era industri), orang bisa bertahan bekerja di suatu perusahaan hingga pensiun, 20 tahun bekerja, atau 30 tahun bekerja. Promosi jabatan pada umumnya diutamakan bagi karyawan yang lebih loyal. Loyalitas adalah salah satu pertimbangan penting untuk mendapatkan promosi. Meskipun tidak ada aturan resmi, tetapi yang tersirat adalah 'Promotion should come from within'. Promosi harus berasal dari orang dalam. [Baca juga: Alasan Umum Karyawan 'Resign']

Di era sekarang? Trend karyawan tinggal di suatu perusahaan paling-paling hanya 3-5 tahun. Bahkan banyak yang kurang dari itu. Cukup 1 atau 2 tahun saja, ambil ilmunya, setelah itu hengkang dan mencari perusahaan yang menawarkan gaji lebih tinggi. Tidak ada yang peduli dengan slogan tersembunyi 'promotion should come from within'. Manusia pada generasi informasi akan cenderung berhitung lebih pragmatis. Kalau dengan pindah kerja bisa mendapatkan dua kali, tiga kali, bahkan empat kali lipat dan seterusnya, mengapa harus menunggu promosi dari perusahaan lama? Toh promosi pun hanya menaikkan gaji sedikit. Masih kalah jauh bila dibandingkan dengan pindah kerja ke perusahaan kompetitor.

Karakter yang lain lagi adalah bahwa karyawan jaman sekarang tidak terlalu ambil pusing dengan jabatan, pangkat atau posisi. Yang penting adalah duit atau gaji. Pangkat boleh prajurit tetapi gaji harus jenderal. Daripada pangkat jenderal tetapi gaji kopral. (Kalau di era sebelumnya, pangkat bisa diterjemahkan sebagai kekuasaan & wewenang, dan ini adalah prestige yang sangat diperhitungkan oleh karyawan).

Tingginya kecenderungan karyawan untuk bermigrasi dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya, sedikit banyak akan menggangu proses bisnis suatu perusahaan. Kalau proses bisnis terganggu, maka keunggulan kompetitif perusahaan bisa tergerus. Dan ujung-ujungnya profitabilitas perusahaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena itu perusahaan, dalam hal ini para pemegang posisi manajerial, harus pandai menyikapi trend ini.

Strategi perusahaan dan para pemegang posisi manajerial

Migrasi karyawan yang tinggi di era informasi ini menjadi tantangan yang cukup rumit bagi perusahaan dan para pemegang posisi manajerial.

Bagi perusahaan, pada umumnya akan mempertimbangkan empat aspek berikut untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi karyawannya: 1) Cash. Ini adalah gaji yang diterima rutin setiap bulan. Plus berbagai macam tunjangan, bonus, dan jenis-jenis remunerasi cash lainnya. 2) Benefit. Ini adalah berbagai macam fasilitas yang diterima karyawan yang tidak dalam bentuk cash. Misalnya, asuransi kesehatan, jatah cuti, pulsa, mobil dinas, pinjaman lunak, dan sebagainya. 3) Kenyamanan kerja. Ini adalah situasi dan lingkungan kerja, cara kerja, peralatan berupa fasilitas kerja, peraturan kerja, dan sebagainya, termasuk ruang/tempat kerja yang nyaman. 4) Learning & Growth. Ini adalah proses pengembangan diri dan proses upgrade skill karyawan sehingga ada proses pembelajaran yang terus menerus dan diharapkan karyawan mampu memberikan skill dan layanan yang kompetitif yang ujung-ujungnya adalah pada pertumbuhan profit perusahaan, karir karyawan, dan sebagainya. [Baca juga: Tips Untuk Merekrut dan Mempertahankan Karyawan Generasi Milenium]

Bagi para pemegang posisi manajerial, sudah selayaknya harus menerapkan sistem pada lingkungan kerja yang tidak bergantung pada satu orang. Team-work yang kuat harus dipastikan berjalan dengan baik. Sehingga kalau terjadi perpindahan karyawan relatif tidak akan mengganggu jalannya proses bisnis.

Empat aspek strategi perusahaan yang disebutkan di atas juga harus dipertahankan, di monitor, dan selalu di-upgrade berdasarkan tingkat kompetisi, yang artinya memperhatikan dengan serius mengenai cash, benefit, kenyamanan kerja, dan learning & growth (termasuk jenjang karir) dari perusahaan kompetitor dengan cermat. Ingat, kompetisi produk akhir atau output cenderung otomatis unggul apabila kompetisi di aspek internal perusahaan juga unggul.

Hal lain lagi yang patut diperhatikan adalah leadership. Leadership merupakan aspek penting yang bisa menghambat tingginya proses migrasi karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Seringkali karyawan pindah kerja bukan melulu disebabkan gaji perusahaan lain yang lebih tinggi, tetapi disebabkan oleh gaya kepemimpinan bos yang tidak baik. Meskipun empat aspek strategi di atas unggul, kalau leadership pemimpin buruk, karyawan bisa saja pindah kerja.
Gaya leadership yang baik pada umumnya menerapkan karakter-karakter seperti: 1) mampu mendengarkan 2) memiliki empati 3) memiliki kemampuan persuasif 4) memiliki kemampuan konseptual 5) memiliki kemampuan visioning 6) memiliki jiwa pelayanan 7) berkomitmen tinggi.

Strategi di atas tentu tidak akan menangkal 100% proses perpindahan karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Gempuran perkembangan teknologi informasi yang kuat dan cepat sangat berpengaruh hampir pada seluruh dimensi kehidupan manusia tak terkecuali pada karakter dan gaya hidup seseorang termasuk dalam memilih-milih pekerjaan. Tetapi paling tidak, strategi di atas dapat menghambat problem kekaryawanan dalam perusahaan dan diharapkan perusahaan mampu bertahan dan bersaing dalam dunia bisnis yang semakin hyper-competitive ini.

Artikel terkait lainnya yang bisa Anda baca:

Comments

Popular posts from this blog

10 Pepatah Jawa Kuno Untuk Menjalani Hidup Yang Semakin Kompleks

Kumohon Ya Tuhan MB 218