"Manusia adalah satu-satunya makhluk di dunia yang sadar suatu saat mereka akan mati. Karena alasan itu dan hanya karena alasan itu, aku menghormati umat manusia, dan aku percaya bahwa masa depan umat manusia akan lebih baik dari sekarang. Meskipun manusia mengetahui hari mereka di dunia terbatas dan semuanya akan berakhir saat mereka tak mengharapkannya, manusia senantiasa membuat hidupnya laksana pertempuran yang senilai makhluk yang hidup kekal. Apa yang manusia anggap sebagai pencapaian--meninggalkan karya agung, memiliki anak, berusaha sekuat tenaga agar namanya tak dilupakan--aku melihat itu sebagai cara ekspresi martabat manusia yang paling mulia."
"Meskipun demikian, karena manusia makhluk rapuh, mereka selalu mencoba untuk menyembunyikan kenyataan bahwa mereka pasti mati. Mereka tak melihat kematian menjadi motivator mereka untuk melakukan yang terbaik. Mereka takut untuk melangkah ke kegelapan, takut akan sesuatu yang tak diketahui, dan satu-satunya cara untuk menguasai rasa takut itu adalah dengan menyangkal bahwa waktu mereka terbatas. Mereka tak melihat dengan ada kesadaran akan kematian, mereka akan menjadi lebih berani, untuk melangkah lebih jauh di kehidupan mereka, karena mereka tak punya apa pun untuk dipertaruhkan--kaena kematian tidak bisa dihindari."
...
"Kematian adalah teman kita yang paling setia, dan kematianlah yang memberikan arti hakiki pada kehidupan seseorang. Namun untuk dapat melihat wajah asli kematian, kita pertama-tama harus tahu segala kecemasan dan teror yang disebabkan oleh namanya yang dialami oleh semua manusia."
~The Pilgrimage, Paulo Coelho~
Post lainnya yang direkomendasikan untuk Anda:
Comments