Cinta hanyalah sebuah ‘rasa’…

Merepih rasa dari imaji yang berputar-putar..
Merasai bahwa cinta sanggup melesat secepat kilat namun juga bisa terjun bebas dan tersungkur kandas.
Cintamu pada satu hati itu telah menjadikan rasamu jumpalitan persis rollercoaster,
kadang kau sanggup dibuat terbang namun tak jarang pula kau jatuh tersungkur.

Dia membawamu pada semesta rasa yang akhirnya menjadikan cinta itu gentayangan seperti hantu yang takut matahari. Lalu kau…
akhirnya seperti layang-layang yang menggantung tanpa benang kendali.

Cintanya telah membuatmu jadi mengerti satu hal, bahwa rasa yang kau kenali sebagai cinta tak cukup sekedar menikmati sedihnya kesendirian atau meledak-ledaknya rasa bahagia.
Cinta menjadi mendadak mahal dan langka,
mendadak menjadi barang langka dengan nilai tukar yang tak terbilang harganya.

Dan ketika cinta itu menghilang, terlepas dan meninggalkan lubang perih didada,
maka seluruh harmoni yang pernah kau kecap tentangnya seketika menghambar…getir dan pahit.
Lalu batinmu akan meronta-ronta dalam senyapnya karena kehilangan sandaran.
Semua hal dalam radius pandangan matamu tak lagi menarik untuk kau tatapi atau kau pandangi.
Lidahmu seakan lebih menyukai aroma kebungkaman,
dan tubuhmu hanya sanggup meringkuk lemah tanpa daya seakan nafasmu dipaksa untuk berhenti.

Semua menjadi sia-sia dan percuma dalam perhitunganmu,
lalu kau mulai bermain dengan ribuan prasangka untuk membenarkan rasa sakitmu yang masih saja berdarah.
Semua perjalanan waktu yang pernah menyertai pengembaraan cintamu untuk dia akhirnya cuma menjadi deretan cerita yang menggantung tanpa akhir,
persis seperti laying-layang yang putus benangnya.

Kembalilah di detik ini…

Detik dimana kau masih bergerak dan hidup.
Detik dimana segala pilihan dan opsi masih bisa kau jalani.

Bukan tujuan akhir tapi proses……..bukan kemana kau menggiringnya, tapi bagaimana kau melewati perjalanan itu….
bukan sekedar merasai rasa memiliki seseorang tapi bagaimana kau menghargai setiap moment keberadaannya.

Inilah pembelajaran yang harus kau pahami dengan otak dan hatimu,
ketika rasa yang ada didalam hatimu tidak bersanding mesra dengan kenyataan didepan mata.
Kembalilah pada lingkaran dimana kau terlindungi dari cecaran emosi dan vonis yang ditelurkan oleh rasio
hingga akhirnya kau persis seperti pesakitan yang tidak punya pilihan apa-apa kecuali mati.

Dan pada hati yang satu itu pula…
akhirnya kau harus kembali mengembara,
kembali pada ranah ktika jiwamu masih serupa ruh yang tak tau apa-apa…
Hidup mendadak jadi asing. Dunia tak lagi sama, karena cinta yang telah bertumbuh sekian lama
akhirnya harus kembali patah.
Maka sempurnalah cinta yang telah membawamu terjun bebas untuk jatuh dan tersungkur kandas.

Lepaskanlah dirimu dari kenaifan cinta.

Meski perjalanan panjang harus kembali menggiringmu pada rotasi yang sama,
itulah bukti bahwa hidup ini bergerak dan cair.
Kau hanya butuh sekelumit waktu untuk  mencerna semua dalam gua keheningan.
MenyentuhNya dalam kesunyian yang damai. Menangkap pesan-pesan rahasiaNya yang tak bersuara
namun hanya sanggup kau pahami dengan hati jernih.

Cobalah melihat lebih jauh kedalam…

Cinta bukanlah tali yang harus kau jeratkan dihatinya kuat-kuat, cinta juga bukan sebatas rasa takut kehilangan atau keinginan akan sebuah ikatan sakral.
Tetapi cinta hanyalah sebuah “rasa” yang benihnya disemai oleh restu Tuhan,
dan jelas benih itu bukan menjadi kuasamu, ketika ia bertumbuh dan merindang
dia bahkan tak mampu memilih siapa yang boleh dan tidak untuk berteduh dibawahnya.
Cinta menaungi segala hal, cinta melegalkan semua bentuk rasa dari hati yang tulus.
Tapi sadari satu hal, dalam kebebasannya, cinta tidak menerima pengingkaran,
cinta tidak memaklumkan perselingkuhan dan cinta juga tidak mewajarkan kebohongan putih.

Cinta hanyalah sebuah rasa…

Sederhana…

Meski terkadang tak terbaca….atau bahkan terlalu menyilaukan….
Dia tetaplah hanya sebatas sebuah “rasa”…dan dirimu seharusnya ada diluar lingkaran “rasa” itu,
supaya kau mampu mengendalikan rasamu sendiri.

Sama ketika kau dikepayangkan oleh rasa yang menggebu..
berjuta-juta anak panah dari busur cinta menancap didadamu, lalu seketika kau mabuk hilang kesadaran.
Batasan itu memuai, tak ada lagi ketidaklayakan, semua menjadi sempurna didepan mata.
Sebuah “rasa” telah melepaskanmu dari inti kedirianmu sendiri.
Kau terpana luar biasa, kau rela hati diporak-porandakan oleh ribuan pertanyaan dan pernyataan.
Kembalilah pada keheninganmu….

Hati itu terlalu letih.
Jika diandaikan, jatuh cinta seperti terperangkap dalam sebuah kotak sabun,aroma wanginya memabukkanmu,
meski kau terperangkap dalam dimensi sempit sebatas kotak sabun.
Terjepit dalam batasan ruang waktu yang hanya itu-itu saja.
Jatuh cinta,kasmaran dan merindu yang luar biasa untuk sang belahan jiwa.
Cintamu padanya ibarat sel yang bermutasi, sampai kau kecanduan dan tak sanggup tanpa keberadaannya.

Cinta mendadak menjadi begitu kerdil.

Menjelma sebatas keinginan.
Dan kau lupa meletakkan Dia didalam setiap inti sel cintamu, padahal ruh untuk cintamu meng-abadi
ada dalam kotak rahasiaNya.
Bagaimana mungkin Dia ijinkan kau membuka kotak itu jika tak pernah kau ijinkan untukNya ada disana.
Didalam inti sel cintamu itu. Maka jangan heran jika kotak itu semakin tertutup rapat dan terkunci kuat, lalu perlahan sel-sel cinta yang mengaliri darahmu melemah  dan mati.

Adalah kebesaran yang abadi, kuasa tak berbatas dari pemilik cinta nan perkasa.
Padahal hanya sebuah “rasa”..namun sanggup menjadikanmu insan yang punya ribuan wujud rupa dan warna dalam batinmu

Hanya sebuah perasaan…..

Hanya sebuah rasa…..

Salah sedikit saja kau perlakukan…dan jadilah hidupmu yang berakhir tanpa makna,
Cuma sekedar bisa merasai saja. Tak lebih dari itu.

~by a vitually-close-friend~

Comments

Popular posts from this blog

10 Pepatah Jawa Kuno Untuk Menjalani Hidup Yang Semakin Kompleks

Kumohon Ya Tuhan MB 218