aku merindu syairmu sejak kemarin..
sembari kuhitung rintik gerimis yang menyerbu langitku sekejab lalu.
dari balik gelisahku yang merimbun,
aku tinggalkan sepenggal pesan untukmu.
pesan yang terbata, dan tersendat dalam kudapan yangg nyaris tandas..
sepotong kue coklat dan gambaranmu yang tak kunjung mewujud...hatiku mulai menjengah lelah,
mencari tempat bsandar karena jiwaku hampir jatuh.
aku merindu syairmu sejak kemarin..
seperti opium yang memeluk sakauku untuk sebaris rindu.
kamu tidak tau..
aku menggelisah dalam erangan jelaga malam dan ronta waktu.
mencari sisa-sisa pelukanmu yang tersesat dalam kalender lampau..
merasai sisa-sisa cintamu yang terjebak dalam kenangan biru.
kamu tidak tau itu...
aku merindu syairmu sejak kemarin..
menunggu bait-bait indahmu yang kemana entah..
tak ada jejakkan tertinggal..
atau lukisan paras yang bisa ku sentuh..meski selintas lepas..
waktu menggulung gambaran kita,
lusuh dan usang..
tapi aku punya satu yang kau tidak tau itu...
rasa yang abadi dalam tangkup hati, melebur dalam desir darah
melumerkanmu dalam sel-sel tubuhku..
hingga kau hidup didalamku.
dalam nafas syairku...
dalam nafas puisiku...
kata-kata dalam syairmu.....seperti udara dalam semestaku...
kamu tidak tau itu...........
sembari kuhitung rintik gerimis yang menyerbu langitku sekejab lalu.
dari balik gelisahku yang merimbun,
aku tinggalkan sepenggal pesan untukmu.
pesan yang terbata, dan tersendat dalam kudapan yangg nyaris tandas..
sepotong kue coklat dan gambaranmu yang tak kunjung mewujud...hatiku mulai menjengah lelah,
mencari tempat bsandar karena jiwaku hampir jatuh.
aku merindu syairmu sejak kemarin..
seperti opium yang memeluk sakauku untuk sebaris rindu.
kamu tidak tau..
aku menggelisah dalam erangan jelaga malam dan ronta waktu.
mencari sisa-sisa pelukanmu yang tersesat dalam kalender lampau..
merasai sisa-sisa cintamu yang terjebak dalam kenangan biru.
kamu tidak tau itu...
aku merindu syairmu sejak kemarin..
menunggu bait-bait indahmu yang kemana entah..
tak ada jejakkan tertinggal..
atau lukisan paras yang bisa ku sentuh..meski selintas lepas..
waktu menggulung gambaran kita,
lusuh dan usang..
tapi aku punya satu yang kau tidak tau itu...
rasa yang abadi dalam tangkup hati, melebur dalam desir darah
melumerkanmu dalam sel-sel tubuhku..
hingga kau hidup didalamku.
dalam nafas syairku...
dalam nafas puisiku...
kata-kata dalam syairmu.....seperti udara dalam semestaku...
kamu tidak tau itu...........
~thx deasy maya for licensing this note~
a great poet and reflectionist
Comments