Kawan,
bila manusia tidak pernah ada atau tidak pernah diciptakan,
siapakah yang akan dicintai oleh Tuhan?
Siapakah yang akan digoda oleh bujuk rayu setan?
Tidak ada pilihan lain, Tuhan akan mencintai setan. Demikian juga sebaliknya dengan setan, tidak ada pilihan lain, akan selalu menggoda Tuhan.
Mungkin keduanya tidak pernah berhasil menjalankan misinya: mencintai dan menggoda. Dan akhirnya menjadi bosan. Perlu ada sesuatu yang berada di tengah. Yang menjadi perantara. Yang menjadikan mereka berhasil menjalankan misinya: Mencintai dan Menggoda.
Tuhan perlu menciptakan manusia. Sesuatu yang mandiri. Independent. Tidak berat sebelah. Boleh memilih dan menentukan sendiri nasibnya: mau dicintai atau digoda.
Manusialah yang akan membuat mereka berhasil atau gagal, baik Tuhan maupun setan. Manusia akan berada di tengah keduanya. Tuhan mencintai manusia. Dan setan akan menggoda manusia.
Kawan, manusia itu, adalah medan pertempuran cinta dan godaan. Sekaligus wasit antara keduanya. Antara kebajikan dan kejahatan. Ini akan berlangsung seumur hidup. Bila cinta menang, Tuhan senang. Bila godaan menang setan senang.
Dimanapun itu, sudah menjadi sifat bawaan bahwa medan pertempuran akan selalu kacau balau, carut marut. Dan itu melelahkan. Kawan, apakah engkau lelah dengan pertempuran abadi itu? Apakah engkau bosan juga menjadi wasit antara mereka?
Kawan, aku punya sedikit tips bila engkau lelah menjadi tempat pertempuran abadi itu dan bosan menjadi wasitnya.
Jadilah juru damai antara keduanya. Antara Tuhan dan setan. Antara kebajikan dan kejahatan. Ubahlah medan pertempuran menjadi meja perundingan. Ubahlah wasit menjadi juru damai.
Bila mereka mulai datang kepada dirimu dan siap berperang, katakan saja, "Sudahlah, kalian berdamai saja! Aku malas dan bosan mejadi wasit!". Tidak akan ada pilihan bagi mereka. Karena bila manusia tidak ada mereka akan kembali seperti semula.
Bila mereka berdamai. Tidak ada pertempuran. Medan perang yang kacau balau akan berubah menjadi tempat perundingan yang akan selalu dibangun dan diperindah. Medan pertempuran menjadi taman eden.
bila manusia tidak pernah ada atau tidak pernah diciptakan,
siapakah yang akan dicintai oleh Tuhan?
Siapakah yang akan digoda oleh bujuk rayu setan?
Tidak ada pilihan lain, Tuhan akan mencintai setan. Demikian juga sebaliknya dengan setan, tidak ada pilihan lain, akan selalu menggoda Tuhan.
Mungkin keduanya tidak pernah berhasil menjalankan misinya: mencintai dan menggoda. Dan akhirnya menjadi bosan. Perlu ada sesuatu yang berada di tengah. Yang menjadi perantara. Yang menjadikan mereka berhasil menjalankan misinya: Mencintai dan Menggoda.
Tuhan perlu menciptakan manusia. Sesuatu yang mandiri. Independent. Tidak berat sebelah. Boleh memilih dan menentukan sendiri nasibnya: mau dicintai atau digoda.
Manusialah yang akan membuat mereka berhasil atau gagal, baik Tuhan maupun setan. Manusia akan berada di tengah keduanya. Tuhan mencintai manusia. Dan setan akan menggoda manusia.
Kawan, manusia itu, adalah medan pertempuran cinta dan godaan. Sekaligus wasit antara keduanya. Antara kebajikan dan kejahatan. Ini akan berlangsung seumur hidup. Bila cinta menang, Tuhan senang. Bila godaan menang setan senang.
Dimanapun itu, sudah menjadi sifat bawaan bahwa medan pertempuran akan selalu kacau balau, carut marut. Dan itu melelahkan. Kawan, apakah engkau lelah dengan pertempuran abadi itu? Apakah engkau bosan juga menjadi wasit antara mereka?
Kawan, aku punya sedikit tips bila engkau lelah menjadi tempat pertempuran abadi itu dan bosan menjadi wasitnya.
Jadilah juru damai antara keduanya. Antara Tuhan dan setan. Antara kebajikan dan kejahatan. Ubahlah medan pertempuran menjadi meja perundingan. Ubahlah wasit menjadi juru damai.
Bila mereka mulai datang kepada dirimu dan siap berperang, katakan saja, "Sudahlah, kalian berdamai saja! Aku malas dan bosan mejadi wasit!". Tidak akan ada pilihan bagi mereka. Karena bila manusia tidak ada mereka akan kembali seperti semula.
Bila mereka berdamai. Tidak ada pertempuran. Medan perang yang kacau balau akan berubah menjadi tempat perundingan yang akan selalu dibangun dan diperindah. Medan pertempuran menjadi taman eden.
Comments