Orang-orang theis tidak lagi bertikai dengan orang-orang atheis. Mereka kini bertikai dengan sesama orang-orang theis.
Orang-orang atheis berhasil hidup tenang dengan keyakinannya.
Sementara orang-orang theis masih sibuk berebut untuk meraih kebenaran tertinggi dalam usahanya membatasi suatu realitas yang tak pernah bisa dibatasi. Seringkali pertikaian itu hingga saling membunuh.
Betapa tololnya pertikaian itu. Dahulu sudah disepakati bahwa ada suatu realitas-yang-tak-terbatas. Dan semua setuju! Persamaan yang mendamaikan.
Sekarang? Saling berkelahi untuk mendapatkan pengakuan kebenaran untuk memenangkan batasan-batasan terhadap realitas-yang-tak-terbatas.
Pengingkaran! Jebakan kelompok! Kacamata kuda! Penyakit lupa diri! Politik pemaksaan! Kesombongan! Ambisi nerakawi! Apapun itu ... !
Bila Yang-Tak-Terbatas mengetahui bahwa orang-orang atheis hidup tenang dan damai, -meskipun tidak memberi perhatian dan pengakuan terhadap NYA-, sementara orang-orang theis yang berseru-seru lantang mengaku sebagai pengikut-NYA yang fanatik selalu bertikai dan menyalahgunakan Ke-Takterbatasan-NYA, manakah yang akan DIA berkati? Orang theis atau orang atheis? Manakah yang harus DIA pilih? Menjadi penguasa atas orang yang damai atau penguasa atas orang yang suka bertikai?
Comments