Bukankah orang-orang baik seharusnya berterimakasih kepada orang-orang jahat?
Karena tanpa orang-orang jahat dunia tidak akan mampu melihat kebaikan orang-orang baik?
Bukankah orang-orang suci seharusnya berterimakasih kepada orang-orang berdosa?
Karena tanpa orang-orang berdosa dunia tidak akan mampu melihat kesucian orang-orang suci?
Bukankah orang-orang kaya seharusnya berterimakasih kepada orang-orang miskin?
Karena tanpa orang-orang miskin dunia tidak akan mampu melihat kemakmuran orang-orang kaya?
Bukankah orang-orang pandai seharusnya berterima kasih kepada orang-orang bodoh?
Karena tanpa orang-orang bodoh dunia tidak akan mampu melihat kepandaian orang-orang pandai?
Pantas saja orang itu bersedia lahir di tempat yang sangat kumuh, di kandang hewan, dan berkomunikasi dengan para gembala yang biasanya adalah para pencuri. Rupanya dia sedang menghormati tempat-tempat yang dianggap hina oleh dunia dan menghormati para pencuri. Dia juga bersedia mati terbunuh secara terhina, seperti para penjahat. Entah bagaimana ceritanya alam semesta dan dunia pada akhirnya ternyata menyingkapkan kemuliaannya. Dan ingat, dia juga pernah membasuh kaki para bawahannya bak seorang budak melayani tuannya. Misteri sebuah paradoksal! Rupanya begitulah cara kerja suatu kemuliaan. Berjalan diluar kemampuan berpikir manusia. Di dalam suatu misteri paradoksal!
Comments