Yang Pertama Akan Menjadi Yang Terakhir dan Yang Terakhir Akan Menjadi Yang pertama

Janganlah  terlalu berlarut-larut menyesali dosa-dosa. Perilaku-perilaku keji. Kejahatan-kejahatan. Kesombongan-kesombongan. Kemunafikan-kemunafikan. Meskipun waktu selalu berjalan menuju ke hari penghakiman, namun hari itu bukanlah saat ini. Jangan terlalu lama melihat-lihat neraca kebaikan dan kejahatan yang sedang negatif. Masih ada waktu untuk memperbaiki neraca perbuatan-perbuatan itu. Berdirilah! Bangkitlah! Baliklah neraca itu! Supaya ketika hari penghakiman itu tiba, neracamu menjadi positif. Ingatlah, yang terpenting adalah saat-saat terakhir ketika hari penghakiman itu tiba. Bukan saat ini! Masih ada waktu. Dalam ajaran-ajaran kesucian yang penuh paradoksal, salah satunya yang paling terkenal juga mengajarkan tentang hal itu: "Yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang pertama". Tersenyumlah!


Sebaliknya janganlah terlalu bersuka cita karena derma-derma yang sudah engkau perbuat. Tentang kebaikan-kebaikan yang sudah engkau tebarkan ke segala penjuru dunia. Pengetahuan-pengetahuan tentang kebijaksanaan dan kesucian yang sudah engkau pahami. Janganlah pula terlalu tersenyum bahagia karena neraca perilaku-perilakumu yang sedang positif. Waspadalah karena semua bisa berubah dengan cepat. Hari ini bukanlah hari penghakiman. Neraca-neracamu harus dijaga dengan hati-hati dan dengan rendah hati. Tanpa ke-rendah-hati-an neracamu akan berbalik. Dan yang paling menentukan bukanlah neraca hari ini, melainkan neraca di saat-saat akhir. Di hari penghakiman nanti! Ingatlah, salah satu paradoksal dalam ajaran kesucian yang paling terkenal: "Yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang pertama". Tersenyumlah!

Comments

Popular posts from this blog

10 Pepatah Jawa Kuno Untuk Menjalani Hidup Yang Semakin Kompleks

Kumohon Ya Tuhan MB 218