Skip to main content

Senja di Kotamu


Baru saja kita menamatkan cerita setelah satu dekade lebih tak bersua.
Kau masih sama dan tak berubah..

Segaris senyum tipis dan tatapan yang hangat.
Canda kita seolah mampu menepis gerimis sore itu.

Kita duduk dibangku tua ditaman kota,
dengan sekantung kacang rebus dan teh botol.. kita seperti mampu menaklukkan riuh kota.

Dulu kau sering meringkuk diam disini, menuntaskan airmatamu sendirian..
Atau tak jarang kita berdua yang saling bertukar kisah..

Berlama-lama dgn cerita tak tentu arah..tawa yang berderai atau sekedar diam tanpa kata..
Wajahmu selalu bersinar tiap kali kau ceritakan tentang Renata, gadis yang kau cintai diam-diam..

Dadamu seperti mau meledak karena terlalu banyak cerita yang  kau jejalkan disana.
Jika aku ada..barulah sedikit kau berlega..

Jika aku tak ada...kau bilang gelisah....aahh.....cintamu hampir membusuk..

Berkali-kali kubilang..
"Katakan saja..ungkapkan perasaanmu pada Renata", kataku suatu ketika.

 "Tidak...aku tidak akan bilang.."

Itu selalu yang kau katakan, entah apa alasan yang menahanmu.
Dan aku tak pernah kau ijinkan tau.

Caramu mencintainya tak pernah kupahami, mencintai dalam ketiadaan..selama bertahun-tahun
dan tak pernah beranjak kemana-mana..

Kau memahami dia dalam kesenyapan, kau merindukan dia dalam kehampaan..
tapi kau bisa begitu bahagia.

Bagaimana mungkin?

Hatimu itu sebesar apa? dengan kesanggupan yang seperti itu, kau sanggup merengkuh seluruh semesta
tuk takluk dalam kebesaran hatimu..

Cerita yg sama kini berulang...
waktu menggiring langkah kita tuk bertemu disenja ini..

Dengan cerita yang belum berubah, cintamu yg absurd pada sesosok Renata..
dengan sumringah yang itu-itu juga..

Aku bisa bilang apa?
Toh kau tampak lebih bahagia dibanding mereka yang sanggup memiliki sesosok raga meski tanpa hati dan jiwa..

Dan mereka bangga menyebutnya 'cinta'
Aku masih ingat sepenggal kalimatmu yang terakhir..

"Cinta bisa kau rasakan hadirnya jika kau mampu bahagia tanpanya..."
Dan peluit Senja-Utama memisahkan kita..

Kuikuti langkahmu menuju peron, sampai tak lagi kulihat gambaran punggungmu..
Selamat jalan sobat..

Renata-mu pasti akan kau ketemui.


*dedicated to.. @2!

thx to dea for licensing ur notes
ur works 're always great
keep  up the great works!

Comments

Popular posts from this blog

10 Pepatah Jawa Kuno Untuk Menjalani Hidup Yang Semakin Kompleks

Lihatlah ke langit. Kau tidak akan pernah melihat pelangi. Jika kau menatap kebawah ~Charlie Chaplin~ Di jaman sekarang, hidup terasa berjalan sangat cepat dan kompleks. Pekembangan teknologi yang semakin lama semakin cepat mendorong perubahan banyak hal bagi manusia dalam menjalani hidup. Di dalam pekerjaan, di dalam pendidikan, dalam komunikasi satu sama lain, dalam berbagi informasi di media sosial, dalam menjalin relasi satu sama lain baik secara nyata maupun virtual, dan sebagainya, semuanya bergerak menjadi semakin kompleks. Orang menjadi mudah hanyut dalam kerumitan berbagi informasi yang menyesatkan di media sosial. Yang lain lagi, banyak orang juga menjadi mudah cemas, khawatir, dan takut karena banyaknya kepalsuan hubungan antar manusia, penyesatan informasi, penurunan moral, penurunan cara komunikasi dan sopan santun. Pejabat dan politisi banyak yang korupsi dan menyalahgunakan wewenang. Anak-anak muda banyak membuat kerusuhan. Narkoba merajalela. Terorisme tum...

Surat Kartini Kepada Stella Zeehandelaar

“Pada awalnya Anda makan opium, tetapi pada akhirnya opium itu akan memakanmu.” ~dicuplik dari Surat Kartini Kepada Stella Zeehandelaar~ --o0o-- Untuk: Stella Zeehalendaar Japara, 25 May 1899 Saya merindukan untuk berkenalan dengan seorang “gadis modern,” gadis yang bangga, merdeka, yang merebut sympathi saya. Gadis yang bahagia dan mandiri, melangkah dengan ringan dan penuh waspada dalam kehidupannya, penuh dengan antusiasme dan perasaan yang hangat, pekerjaannya bukan hanya untuk kesejahtaraannya sendiri, tetapi untuk kebaikan seluruh umat manusia. Saya berseri-seri dengan antusiasme terhadap era baru yang telah datang, dan benar-benar dapat mengatakan bahwa dalam pikiran dan simpati saya Saya bukan milik dunia Hindia, tetapi milik saudara saudara perempuan saya yang putih yang berjuang untuk maju jauh di Barat.  Jika hukum negeri saya mengijinkan, tidak ada yang saya ingin lakukan selain memberikan diri sepenuhnya kepada usaha dan perjuan...

Maktub - Itu Sudah Tertulis

Maktub: artinya, sudah tertulis. Ini adalah salah satu misteri paradox terbesar dalam kehidupan manusia. Untuk memahaminya kita perlu memahami "sifat dasar waktu". Ada banyak misteri tersembunyi dalam konsep tentang "waktu".