Agama memiliki dua properti yang melekat pada dirinya. Yang pertama, agama memiliki ajaran-ajaran kebaikan. Keutamaan. Sifatnya universal, memiliki konsepsi filosofis - teologis. Semua agama yang hadir di dunia ini memiliki kesamaan tentang konsepsi keutamaan ini. Hanya rumusannya yang berbeda-beda. Mulai agama yang tertua hingga agama yang termuda, bila semua -baik pemimpin maupun pengikut agama- melekatkan konsepsi-konsepsi ini dengan baik, akan tercipta simbiosme mutualisme yang indah antar berbagai agama. Co-existensi hidup berdampingan yang elok, tenang, tentram, damai dan nyaman. Seperti yang tertulis dalam Pancasila. Dalam butir-butirnya. Gotong royong, toleransi, saling menghargai, saling menghormati, cinta perdamaian. Terlepas dari bagaimana masing-masing agama mengimplementasikan konsepsi keutamaan ajaran-ajarannya secara teknis dalam kehidupan sehari-hari. Adalah sesuatu yang wajar bila satu konsepsi bisa diimplementasikan dengan cara yang berbeda-beda. Tidak pernah ada masalah. Hanya masalah selera dan preferensi saja. Banyak jalan menuju ke Roma. Selalu banyak cara untuk menerapkan suatu konsepsi filosofis secara teknis. Bahkan dalam ilmu matematika atau fisika sekalipun, banyak cara, banyak metode untuk memecahkan masalah dan menghasilkan resultante yang sama.
Yang kedua, adalah agama memiliki properti organisasional. Agama memiliki pengikut, memiliki pemimpin, memiliki dana. Ketika properti ini muncul dan kemunculannya melebihi ketinggian properti ajaran dan keutamaan, mulailah tercipta benih-benih masalah. Keseimbangannya mulai goyah. Yang terjadi kemudian adalah perebutan pengikut, pertikaian antar pemimpin dan pengikutnya, perebutan dana, dan sebagainya. Ini politik! Mungkin juga bisnis! Tidak ada hubungannya dengan ajaran dan keutamaan!
Ketika ada pertikaian antara agama islam vs kristen, antara islam vs yahudi, antara hindu vs islam (di india), hindu vs budha, protestan vs katolik, yang terjadi adalah bukan pertikaian antar agama, melainkan antar organisasi islam vs kristen, organisasi islam vs yahudi, organisasi hindu vs budha, organisasi protestan vs katolik.
Seperti sisi putih dan hitam dalam diri manusia. Bila sisi hitam muncul dan lebih dominan dibandingkan dengan sisi putih akan menimbulkan masalah dalam perilaku sehari-hari manusia itu. Gangguan akan berlanjut dan menimbulkan gesekan dengan sesama manusia lain. Keseimbangan dua sisi menjadi goyah. Dan berakhir dengan pertempuran.
Dua sisi haruslah dijaga keseimbangannya, baik putih maupun hitam. There is no supreme! Niscaya kadamaian akan terjaga.
Post artikel terkait 'Ah, Jangan Dipikir' lainnya:
Post artikel terkait 'Ah, Jangan Dipikir' lainnya:
Comments
setuju...
Sayang 2 hal itu tidak bisa dipisahkan dan cenderung saling mengikat.
Dan keseimbangan membutuhkan 'pengendalian diri'...
Entah apa agamamu diberi terang yang sama. Entah orang suci dan berdosa diberi terang yang sama.
Tuhan juga seperti angin. Tidak bisa dilihat, tidak bisa disentuh, tetapi bisa dirasakan kehadiranNya?
Apakah agamanya matahari?
Apakah agama angin?