Kerinduan itu sangatlah besar. Namun Pengendalian Diri juga haruslah besar. Sebesar Kerinduan itu juga. Bila Kerinduan membesar, seharusnyalah Pengendalian Diri itu ikut membesar. Supaya semuanya dapat terjaga dalam keseimbangan tapa brata ini. Bila Pengendalian Diri itu pecah, Kerinduan juga akan pecah. Tapa brata sedikit terganggu. Tetapi tak apalah, asalkan Ketakutan tidak ikut membesar dan ikut pecah. Tapa brata masih bisa terus diulang dan dilanjutkan. Tidak perlu diulang dari nol. Lanjutkan saja. Hingga suatu saat nanti...tapa brata akan harus berakhir.
Memang begitulah semua yang ada di dunia ini. Harus ada saat berakhirnya. Adakah di dunia ini yang tidak memiliki saat berakhir?Tentang ketakutan?
Tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Ketakutan hanyalah bayang-bayang pikiran yang seharusnya tidak perlu ada. Ketakutan tidak akan bisa membesar bila Iman tetap terjaga dengan baik. Ketakutan dan Iman itu tidak seperti Kerinduan dan Pengendalian Diri. Kerinduan dan Pengendalian Diri itu berteman dan saling pengertian.
Sedangkan Ketakutan dan Iman itu saling bermusuhan. Bila Iman membesar ketakutan akan mengecil. Sebaliknya bila Ketakutan membesar maka Iman akan melemah. Begitulah sifat-sifat mereka.
Apakah Iman ini cukup besar? Janganlah takabur dan sombong mengatakan Iman ini besar. Mengukur besarnya Iman saja tidak tahu. Iman itu intangible. Sedangkan biji sesawai itu tangible. Bagaimana bisa membandingkannya? Orang yang merasa imannya besar sebenarnya sedang membuktikan bahwa imannya sama sekali tidak besar. Percayalah, tidak akan ada gunung yang bisa dipindahkannya.
Cukuplah merasa tidak perlu takut, tidak perlu merasa khawatir, tidak perlu merasa resah, bahwa permohonan-permohonan itu suatu saat nanti akan dikabulkan. Dari situlah Iman ini bisa dirasakan. Namun jangan coba-coba mengukurnya. Percaya saja!
Comments