Skip to main content

Kepedihan dan Cinta

"Aku ingin memahami kepedihan."

"Kemarin kau mengalaminya dan mendapatkan fakta bahwa sensasi itu membawamu pada kenikmatan. Kau juga mengalaminya hari ini dan mendapatkan kedamaian. Itulah mengapa tadi aku wanti-wanti padamu: Jangan kaujadikan itu kebiasaan, karena kau akan mudah ketagihan; pengalaman tadi mirip candu yang kuat. Dia ada di dalam keseharian kita, di dalam penderitaan yang kita pendam dalam hati, pada setiap pengorbanan yang kita lakukan, dan kita cenderung menyalahkan cinta setiap kali impian-impian kita hancur berkeping.
Kepedihan akan menakutkan jika dia menampakkan wajah aslinya, tapi sangat menggoda jika dia hadir berkedok pengorbanan atau kebajikan. Atau sebagai kepengecutan.
Sekuat apapun kita menolaknya, manusia akan senantiasa bersentuhan dengan rasa sakit, bermain-main dengannya, atau bahkan menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita."

"Omong kosong. Mana mungkin ada orang ingin menderita?"

"Kalau kau merasa bisa hidup tanpa penderitaan, berarti kau sudah maju selangkah, tapi jangan harap orang akan memahamimu. Benar, tak ada orang yang sudi menderita, tapi pada kenyataannya semua orang mencari kepedihan dan pengorbanan, baru sesudah itu mereka mendapatkan pembenaran, merasa dirinya suci murni, pantas dihormati anak-anaknya, suami dan para tetangganya, dan dikasihi Tuhan. Kita tak usah terlalu memikirkannya sekarang. Cukuplah kau tahu bahwa yang menjaga kehidupan terus bergulir bukanlah perjuangan manusia dalam mencari kenikmatan, melainkan usaha mereka untuk melepaskan segala hal yang mereka anggap penting."

"Apakah seorang tentara terjun ke medan peperangan untuk membinasakan musuh-musuhnya? Tidak, dia pergi berperang untuk mati demi negaranya. Apakah seorang istri ingin menunjukkan betapa dia bahagia? Tidak, dia hanya ingin menunjukkan betapa sebagai perempuan dia sudah berbakti dan menderita demi membahagiakan lelakinya. Apakah si lelaki pergi bekerja demi menemukan kepuasan dirinya? Tidak, dia memeras keringat dan air mata demi menyejahterakan keluarganya. Begitulah sejatinya: anak-anak yang rela melepas impiannya demi memuaskan ambisi orangtuanya, orangtua yang mengorbankan hidupnya demi membahagiakan anak-anaknya; pokoknya penderitaan dan kepedihan digunakan sebagai alasan untuk membenarkan sesuatu yang hanya mendatangkan kebahagiaan, CINTA."

~ eleven minutes~
Paulo Coelho

Comments

Popular posts from this blog

10 Pepatah Jawa Kuno Untuk Menjalani Hidup Yang Semakin Kompleks

Lihatlah ke langit. Kau tidak akan pernah melihat pelangi. Jika kau menatap kebawah ~Charlie Chaplin~ Di jaman sekarang, hidup terasa berjalan sangat cepat dan kompleks. Pekembangan teknologi yang semakin lama semakin cepat mendorong perubahan banyak hal bagi manusia dalam menjalani hidup. Di dalam pekerjaan, di dalam pendidikan, dalam komunikasi satu sama lain, dalam berbagi informasi di media sosial, dalam menjalin relasi satu sama lain baik secara nyata maupun virtual, dan sebagainya, semuanya bergerak menjadi semakin kompleks. Orang menjadi mudah hanyut dalam kerumitan berbagi informasi yang menyesatkan di media sosial. Yang lain lagi, banyak orang juga menjadi mudah cemas, khawatir, dan takut karena banyaknya kepalsuan hubungan antar manusia, penyesatan informasi, penurunan moral, penurunan cara komunikasi dan sopan santun. Pejabat dan politisi banyak yang korupsi dan menyalahgunakan wewenang. Anak-anak muda banyak membuat kerusuhan. Narkoba merajalela. Terorisme tum...

Surat Kartini Kepada Stella Zeehandelaar

“Pada awalnya Anda makan opium, tetapi pada akhirnya opium itu akan memakanmu.” ~dicuplik dari Surat Kartini Kepada Stella Zeehandelaar~ --o0o-- Untuk: Stella Zeehalendaar Japara, 25 May 1899 Saya merindukan untuk berkenalan dengan seorang “gadis modern,” gadis yang bangga, merdeka, yang merebut sympathi saya. Gadis yang bahagia dan mandiri, melangkah dengan ringan dan penuh waspada dalam kehidupannya, penuh dengan antusiasme dan perasaan yang hangat, pekerjaannya bukan hanya untuk kesejahtaraannya sendiri, tetapi untuk kebaikan seluruh umat manusia. Saya berseri-seri dengan antusiasme terhadap era baru yang telah datang, dan benar-benar dapat mengatakan bahwa dalam pikiran dan simpati saya Saya bukan milik dunia Hindia, tetapi milik saudara saudara perempuan saya yang putih yang berjuang untuk maju jauh di Barat.  Jika hukum negeri saya mengijinkan, tidak ada yang saya ingin lakukan selain memberikan diri sepenuhnya kepada usaha dan perjuan...

Maktub - Itu Sudah Tertulis

Maktub: artinya, sudah tertulis. Ini adalah salah satu misteri paradox terbesar dalam kehidupan manusia. Untuk memahaminya kita perlu memahami "sifat dasar waktu". Ada banyak misteri tersembunyi dalam konsep tentang "waktu".