--dari Cendekiawan Muslim Ulil Absar Abdala-- Ia yang rebah, di pangkuan perawan suci, bangkit setelah tiga hari, melawan mati. Ia yang lemah, menghidupkan harapan yang nyaris punah. Ia yang maha lemah, jasadnya menanggungkan derita kita. Ia yang maha lemah, deritanya menaklukkan raja-raja dunia. Ia yang jatuh cinta pada pagi, setelah dirajam nyeri. Ia yang tengadah ke langit suci, terbalut kain merah kirmizi: Cintailah aku!
Pendidikan - Kehidupan - Ah, Jangan Dipikir!