Belajar Fokus, Tidak Terburu-buru, dan Determinant dari Kompetisi Bilyar

Mendadak dan tidak sengaja, entah bagaimana ceritanya, saya akhirnya terdaftar dan/atau didaftarkan untuk ikut lomba bilyar antar media 2015 di hanggar bilyar pancoran. Lomba ini disponsori oleh kondom sutra ok. Ini adalah kompetisi bilyar 7 bola. Kabarnya bilyar 7 bola termasuk jenis baru dan pertama kali diperkenalkan di Inggris beberapa waktu silam.

Well, mengikuti kompetisi bilyar ini adalah sesuatu yang mengejutkan bagi saya. Yang pertama, karena ini adalah pertama kali dan mungkin satu-satunya kompetisi bilyar yang pernah saya ikuti seumur hidup. Yang kedua, ini agak lelucon bagi saya, karena saya sudah 20 tahun tidak pernah bermain bilyar lagi sehingga sudah lupa bagaimana memukul bola bilyar itu. Yang ketiga, saya belum tahu apa-apa tentang bilyar 7 bola.


Karena kombinasi antara kejutan dan kelucuan, akhirnya saya ikut saja kompetisi ini dengan enteng dengan mental asal berpartisipasi saja. Ketika sampai di tempat pertandingan, saya melihat dan memperhatikan hampir semua peserta berlatih di meja-meja bilyar yang ada di sana. Saya hanya mondar-mandir saja memperhatikan mereka yang sedang berlatih. Dalam hati, ngeri juga skill mereka bermain bilyar. Jago-jago sekali mereka. Untungnya saya hanya berbekal mental penggembira saja. Main, kalah, dan pulang. Sehingga saya tidak tertarik ikut-ikutan berlatih. Justru saya cenderung mencari posisi tempat duduk supaya bisa tidur. Karena kurang tidur sehingga masih terkantuk-kantuk waktu datang ke arena kompetisi.

Ketika briefing dan penarikan undian permainan pun saya tidak tertarik ikut. Saya biarkan saja para panitia, para wasit, dan para pemain sibuk dengan urusan briefing penjelasan permainan, peraturan, penarikan undian permainan dan sebagainya. Saya pikir, siapapun lawannya, dan apapun peraturannya, saya tidak akan mampu bersaing untuk tingkat kompetisi ini. Selain tidak pernah ikut kompetisi, saya juga sudah tidak tahu lagi bagaimana bermain bilyar apalagi bola 7. Jadi pikirannya ya cuma main dengan santai saja, kalau kemudian kalah ya memang sudah layak dan sepantasnya, dan kemudian pulang.

Tetapi justru karena terlalu relax mungkin, sehingga ketika pertandingan resmi dimulai, dan ketika giliran saya bertanding, saya tidak memiliki beban sama sekali. Tetapi saya lihat lawan sepertinya agak grogi dan agak tertekan. Padahal kalau saya perhatikan baik-baik, skill mereka sangat tinggi. Mereka di atas saya secara skill. Ya jelas saja, khan saya sudah lama sekali tidak pernah bermain permainan ini. Dengan bermain relax dan tanpa beban, saya serasa mudah sekali mengambil fokus ketika akan menembak bola-bola itu. Yang paling terasa saat itu adalah, saya sangat mudah fokus, mudah untuk tidak menembak bola terburu-buru dan memastikan bahwa bola-bola itu akan masuk dengan presisi. Hasilnya? Lumayan...tidak terlalu jelek dan berhasil lolos ke pertandingan berikutnya. Jadi saya memiliki senjata baru yang saya dapatkan secara tiba-tiba, yaitu kombinasi fokus-tidak terburu-buru menembak bola-dan determinasi tinggi. Entah bagaimana pula tanpa sadar akhirnya pada pertandingan pertama saya menang dengan 3-1. Maju ke pertandingan berikutnya saya masih menggunakan senjata yang sama, yaitu fokus-tidak terburu-buru, dan determinasi yang baik. hasilnya masih sama dengan pertandingan sebelumnya. Bola-bola menggelinding ke lubang persis seperti yang saya inginkan. Saya tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Rasanya berlangsung otomatis saja. Tetapi saya yakin bahwa itu disebabkan karena relax dan santai. Akhirnya pertandingan kedua saya menang lagi 3-1. Begitu pula dengan pertandingan ketiga. Tetap dengan senjata, pola, dan gaya yang sama, saya menang lagi 3-0. Akhirnya maju ke babak delapan besar esok harinya.

Sayangnya ada yang aneh dan agak berubah ketika menyadari bahwa sudah masuk babak grand final delapan besar esok harinya. Ada perubahan yang sulit dikendalikan, sulit untuk relax dan santai seperti hari pertama. Mungkin saja sudah mulai tergiur dengan hadiahnya. Mungkin juga suasananya yang juga berubah. Dan mungkin ada faktor-faktor lain yang saya tidak berhasil identifikasi. Tetapi ada perubahan dan perbedaan dibanding babak penyisihan. Akhirnya saya pun kalah telak 5-0 dipertandingan pertama babak delapan besar ini. Setelah saya identifikasi, faktor yang menjadi kekalahan yang paling menonjol adalah, saya tidak paham sekali strategi bermain bola 7. Sebenarnya jenis permainan yang lain saya juga tidak paham strateginya...:). Karena memang baru ke kelas pelawak, bukan kelas kompetisi. Faktor berikutnya yang berkontribusi adalah karena mulai memikirkan kemenangan sehingga malah hasilnya
mendapat kekalahan. Berbeda dengan sebelumnya yang tak memikirkan kemenangan sama sekali sehingga malah mendapat kemenangan.

Tetapi beruntungnya, ternyata peserta yang lolos babak grand final 8 besar, masih diberi hadiah hiburan berupa uang cash 1 juta rupiah....aha...lumayan lah...sedikit terhibur...itung-itung ongkos naik taxi. Meskipun tidak juara, tetapi  masuk babak grand final 8 besar bukan hasil yang terlalu buruk untuk pemain kelas pelawak seperti saya.

Tetapi satu hal penting yang akhirnya saya pelajari dari kompetisi ini terutama dari hari pertama. Saya belajar tentang 'fokus', 'tidak terburu-buru', dan 'determinasi yang baik'. Tiga hal itu bisa dilakukan kalau kita dalam suasana kontemplatif, relax, dan santai.

Comments

Popular posts from this blog

10 Pepatah Jawa Kuno Untuk Menjalani Hidup Yang Semakin Kompleks

Kumohon Ya Tuhan MB 218